Sebagai seorang penglaju, setiap hari saya sangat bergantung dengan layanan angkutan umum atau transportasi online. Biasanya setelah saya keluar dari stasiun maka yang akan saya cari adalah ketersediaan Transjakarta atau jika tidak ya opsi untuk memesan layanan transportasi online

Rute yang saya lewati sebenarnya tidak jauh, dari Stasiun Palmerah ke kantor ya sekitar kurang lebih lima kilometer lah, masalahnya adalah jika saat peak hour jarak ini bisa ditempuh lebih dari sejam dengan Transjakarta. Jika kondisinya demikian maka transportasi online adalah solusinya.

Untuk transportasi online saya mengandalkan Grab. Entah kenapa Grab bagi saya adalah layanan transportasi online yang paling gampang didapatkan, ketika pagi-pagi turun dari kereta dan keluar pintu stasiun jika memesan via Grab saya biasanya langsung dapat driver. Yang paling asyik adalah saat sore, jika teman-teman sering mengeluh susah mendapatkan layanan transportasi online, dengan Grab saya tak pernah kesulitan, paling cepat mencarikan driver.

Saya pribadi melihat terobosan-terobosan Grab dalam aplikasinya memang sesuai dengan prinsip ride sharing yang sesungguhnya. Fokus pada layanan transportasi dan cluster yang sejenis, Grab tidak offside menyeberang ke layanan non transportasi. Dari titik inilah Grab kemudian mengembangkan layanannya.

Yang terakhir saya coba adalah GrabHitch. Sudah ada yang coba?

Pada prinsipnya GrabHitch ini adalah layanan tebeng-menebeng. Hitch kalau dalam terminologi traveling atau backpacking kan memang cara traveling dengan menumpang. Di negara barat, hitchiking adalah praktik populer untuk mendapatkan tumpangan atau kendaraan murah bahkan gratis. Konsep hitch inilah yang kemudian diadopsi oleh Grab dan melahirkan GrabHitch.

Grab membuka koneksi antara pemilik kendaraan yang memiliki slot sisa di kendaraanya dan penumpang yang butuh tumpangan dengan rute yang sama.

Bukan seperti layanan Grab yang lainnya di mana penumpang atau saya bebas menentukan rute tujuan. Di GrabHitch rutenya adalah rute yang sama atau searah.

Penasaran dengan layanannya saya memutuskan untuk mencoba layanan ini. Jika sudah menginstall aplikasi Grab terbaru, layanan GrabHitch bisa langsung ditemukan di opsi pilihan layanan.

Saya lalu masuk dan memilih rute. Untuk percobaan pertama saya coba adalah dari rute pulang kantor, dari kantor ke Stasiun Palmerah. Setelah mengeset rute maka berikutnya adalah mengeset waktu penjemputan, saya sesuaikan waktunya dengan waktu pulang kantor. Lalu, order.

Server Grab secara otomatis akan mencarikan Teman Nebeng yang rutenya searah dengan tujuan saya dan waktu yang sama. Setelah beberapa waktu mencari saya akhirnya mendapatkan Teman Nebeng menuju Stasiun Palmerah lewat GrabHitch.

Yay, bertemu Teman Nebeng

Setelah saling berkabar, sorenya saya janjian dengan Teman Nebeng di depan kantor dan meluncur ke Stasiun Palmerah. Beruntung jalanan lancar dan saya melenggang tanpa terkena macet sampai stasiun.

Teman Nebeng saya rumahnya memang dekat stasiun, rutenya dan waktu pulang kerjanya juga sama dengan rute saya. Sehari-hari dia bekerja di daerah Kuningan mulai setengah tujuh pagi dan pulang jam lima sore. Klop dengan waktu berangkat dan pulang kerja saya.

Konsep ride sharing GrabHitch memungkinkan Teman Nebeng saya memberikan kursinya pada saya. Dengan demikian GrabHitch turut menurunkan tingkat penggunaan kendaraan pribadi, dengan mendorong orang-orang untuk menawarkan sisa kursi di kendaraannya untuk digunakan oleh Teman Nebengnya.

Bagi orang yang senang bersosialisasi seperti saya, relasi di GrabHitch bukanlah relasi costumer – klien, namun relasi pertemananlah yang timbul. Saya bisa bertemu Teman Nebeng yang sama-sama pekerja, bisa memperluas pergaulan dan yang jelas menambah teman baru.

Soal banyaknya Teman Nebeng yang pekerja memang sepertinya itulah tujuan GrabHitch, mereka menjaring para komuter seperti saya yang mencari teman jalan di rute searah dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

Konsep tebeng-menebeng yang ditawarkan GrabHitch juga menawarkan proteksi bagi pengguna. Saya bisa memilih preferensi gender Teman Nebeng sepanjang perjalanan, bagi saya ini menarik karena mempertimbangkan kenyamanan dan mengedepankan sisi keamanan konsumen.

Menikmati senja bersama Teman Nebeng

Lalu saya terbantu dengan fitur scheduling yang ada pada GrabHitch, di mana saya bisa memesan layanan 30 menit sampai 7 hari sebelum perjalanan. Dengan demikian saya bisa menjadwal kebutuhan perjalanan saya yang searah dengan Teman Nebeng. Sungguh memudahkan bagi orang-orang yang memiliki jadwal yang ketat dan teratur.

Setelah kesan pertama nebeng dengan GrabHitch, sepertinya saya akan mencoba kembali layanan GrabHitch secara rutin. Asyik ternyata mendapatkan teman baru, saya jadi lebih bisa menikmati perjalanan.

Melihat konsep GrabHitch ini bisa membentuk relasi antar Teman Nebeng dan visi ride sharingnya untuk mengurangi ketergantungan akan kendaraan pribadi, saya jadi tertarik dan menimbang-nimbang untuk ikut menawarkan diri sebagai Teman Nebeng.

Bagaimana dengan anda?

Tabik.

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

21 KOMENTAR

  1. Wah baru tau kalau ada GrabHitch di Grab, karena biasanya saya naik Uber haha.

    Sepertinya besok akan coba GrabHitch, tapi untuk rute yang dekat dulu.

  2. semakin beragam ya mas pilihan transportasi online yang ditawarkan saat ini….tentunya bagi pendatang baru harus bisa bersaing dengan pendahulunya dengan keunggulan yang ditawarkannya.

  3. waaah kereeen, bisa sampe 7 hr sebelum?? belum prnh coba nih mas… biasanya aku lbh sering pake tranport online yg 1 nya lagi :D, krn sisa balance ku di akun masih bnyk.. Sayang kalo ga dipake.. tapi ntr bolehlah sesekali coba grab apalagi yg hitch ini… soalnya nth kenapa aku rada kurang beruntung kalo pake grab. suka ga dapet.. kebalikan dr kamu 😀

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here