Traveling apalagi di tempat yang jauh dan dalam waktu lama memang menyenangkan. Tapi perlu diperhatikan juga apabila melakukan traveling seperti itu persiapan harus banyak, termasuk obat-obatan yang dibawa saat traveling.

Kenapa harus bawa obat-obatan? Sebenarnya ini penting karena kita tak tahu apa yang menimpa kita di perjalanan. Kita tentu tak ingin sesuatu terjadi pada kita, namun membawa obat-obatan pribadi adalah persiapan, langkah jaga-jaga jika terjadi sesuatu.

Sebenarnya gampang kok mempersiapkan obat-obatan untuk perjalanan. Kalau mau gampang bisa pergi ke apotik dan membeli set P3K lengkap. Set P3K biasanya lengkap, mulai obat untuk gejala ringan seperti obat pusing, flu dan maag serta obat luar, seperti alkohol, kassa, plester dan Betadine.

Kemasan P3K di apotik pun menarik, ada lho yang sudah dikemas dalam bentuk pouch kecil. Jadi seluruh obatnya sudah ringkas di dalam pouch tersebut. Saat traveling tinggal masukkan pouch ke tas.

Selain membawa obat-obatan yang ada di P3K juga sebaiknya menambahkan dengan obat-obatan pribadi.

Soal obat lainnya itu tergantung pribadi masing-masing. Semua bisa disesuaikan dengan gejala umum yang biasa ditemui, atau sesuai dengan saran dari dokter pribadi.

Saya biasanya membawa obat untuk sakit ringan seperti obat flu, obat maag, obat pusing. Kemudian juga menambahkan cairan anti masuk angin yang banyak dijual bebas, juga jika perlu saya membawa obat tidur, tentunya setelah melalui konsultasi dokter. Hal ini karena obat tidur biasanya tidak dijual bebas dan harus melalui persetujuan dokter.

Untuk obat luar ya standar saja, biasanya bawa Betadine, kassa dan plester. Oia saya juga membawa plester kinesiology untuk jaga-jaga, plester ini biasanya dipakai jika ada gangguan otot seperti salah urat, atau otot tegang. Yah namanya juga jaga-jaga.

Dari sekian banyak obat, ada yang tidak pernah ketinggalan, Betadine. Saya selalu membawa tiga jenis Betadine, obat luka, obat kumur dan sabun. Semua adalah produk yang fungsional bagi saya.

Untuk urusan obat luka dan antiseptik mungkin Betadine-lah yang paling populer di Indonesia bahkan mungkin di dunia. Coba perhatikan hampir di tiap kotak P3K atau di rumah sakit/puskesmas pasti ada Betadine.

Padahal ya dulu sebelum saya kenal Betadine, kalau luka itu ribet sekali lho. Biasanya dibersihkan terlebih dahulu, baru diberi obat luka dan itupun belum tentu langsung kering. Dengan Betadine biasanya cukup menggunakan obat luka saja dan lukanya langsung kering. Kandungan di obat lukanya juga aman dan tidak menimbulkan alergi, selain itu ampuh mencegah bakteri, kuman penyakit dan virus.

Lalu karena saya kalau traveling pasti nyicip kulinernya ya otomatis harus membawa obat kumur Betadine. Kalau tidak ya pasti diserbu bau mulut karena kadang di daerah tertentu aroma masakannya memang menyengat.

Sementara soal sabun ini perlu sekali, apalagi kalau traveling ke daerah asing atau daerah yang ekstrim. Tentu badan akan kotor, penuh debu dan entah kuman bakteri apa yang menempel. Maka untuk pencegahan, sabun antiseptic Betadine ini perlu untuk dibawa.

Kenapa Betadine?

Simple bagi saya, karena merek ini sudah terkenal dan sejarahnya panjang. Betadine konon ditemukan pada tahun 1963 di Amerika Serikat. Pada awal kemunculannya hanya sebagai produk antiseptic saja.Β Setelah kemunculannya, di era 1960-an bahkan Betadine menjadi produk yang digunakan NASA untuk membersihkan debu pesawat angkasa luar.

Namun sesuai perkembangan zaman, penggunaanya juga semakin meluas, tak hanya antiseptik namun bisa untuk luka, anti infeksi bahkan juga bisa mengobati luka bakar. Jadi kalau kena luka bakar jangan dioles pasta gigi, itu mitos yang sudah usang, Β besok-besok dioles Betadine untuk mengobati lukanya.

Kemudian kandungan povidone iodine yang menjadi bahan dasar Betadine lebih ampuh untuk mengobati luka, mencegah infeksi serta tidak menimbulkan resistensi pada bakteri. Jika digunakan dengan rutin, luka akan menutup dengan cepat dan terhindar dari peradangan. Infeksi ini sebenarnya masalah yang muncul jika luka tidak diobati dengan benar dan Betadine mengeliminasi itu semua jika digunakan dengan benar.

Selain tiga produk yang saya pakai, sebenarnya masih ada produk-produk lainnya. Betadine digunakan secara luas di dunia medis. Contoh produk misalnya, pembersih organ kewanitaan, pembersih alat-alat operasi, antiseptic operasi sampai pembersih tubuh pasien sebelum dioperasi.

Dengan berbagai keampuhan Betadine ini maka seharusnya saat traveling juga harus membawa Betadine sebagai obat luar untuk luka. Bisa membawa tiga produk seperti saya, obat luka, obat kumur dan sabun antiseptic. Ataupun jika tidak, minimal membawa obat lukanya.

Nah dengan membawa obat-obatan baik obat dalam ataupun obat luar maka kita semua bisa traveling dengan tenang. Membawa obat-obatan memang upaya antisipasi, penting untuk diingat oleh sebab itu bawalah obat-obatan yang lengkap.

Tabik.

Untuk informasi lebih lanjut tentang kesehatan dan obat-obatan untuk traveling, silakan kunjungi :

Facebook Keluarga Bebas Panik

Instagram Keluarga Bebas Panik

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

16 KOMENTAR

  1. Betadine menjadi salah satu obat yang harus tetap ada di tas kecil P3K. Kalau main agak jauh saya bawa, tapi kalau hanya seharian biasanya tidak bawa. Pengecualian sepedaan ke hutan dll, kudu bawa di tas πŸ™‚

  2. Jaman saya kecil, Betadine belum terkenal. Waktu itu sering disebut “yodium” alias obat merah.
    Masa kecil yang indah πŸ™‚

  3. ini nih yang sering lupa kalau pergi jalan-jalan tuh, barangnya simpel tapi sekalinya dibutuhin tuh pasti butuh banget. Kayanya harus selalu sedia di tas nih kalau obat-obatan kaya gini biar engga lupa

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here