Jika berkunjung ke Cuzco, kita akan melihat bagaimana kota ini begitu agung. Di era Inca kota ini bertaburan emas dan kekayaan dunia, tapi begitu Fransisco Pizzaro datang dan memulai era penaklukkan, Cuzco langsung berubah total. Pertama Cuzco dihancurkan hingga sisa-sisa Inca habis sudah, lalu dibangun ulang menjadi kota seperti di Spanyol. Itulah esensi penaklukan yang dilakukan Pizzaro, menghilangkan pengaruh Inca dan menancapkan pengaruh Spanyol.

Namun, walau perubahannya begitu drastis, Cuzco tetaplah agung. Faktanya Pizzaro tetap tidak bisa menghilangkan pengaruh Inca yang sudah begitu mengakar. Lagipula menghancurkan bangunan-bangunan Inca butuh banyak waktu karena skalanya yang raksasa. Jika berkeliling Cuzco, kita bisa melihat bagaimana kuil-kuil Inca yang kini tinggal puing ukurannya sungguh gigantis.

Pizzaro mempreteli bangunan-bangunan penting era Inca yang dianggap sakral oleh orang-orang Inca lalu batuannya digunakan untuk membangun bangunan baru. Menjadi gereja, menjadi rumah, menjadi benteng, menjadi pasar, menjadi bangunan-bangunan penting Cuzco.

Dengan cara demikian, Pizzaro membangun Cuzco sekarang dari Cuzco yang dulu. Jadilah ada dua lapis Cuzco, jalanan Cuzco dari era Inca dengan batu-batu besarnya sementara bangunannya era Spanyol dibangun dari batuan puing-puing Inca sebagai pondasi dan bagian fasad yang rumit dan penuh ukiran.

Cuzco adalah kota dwiwarna, putih dan coklat. Mayoritas bangunan tua di Cuzco yang sudah ada sejak era Spanyol lima abad silam memang berwarna putih atau coklat. Karenanya jika dilihat dari jauh, kota ini seperti kota coklat dan putih saja.

Keagungan kota ini terus bertahan hingga sekarang, Cuzco adalah kota utama wisata di Peru. Jutaan orang datang ke Cuzco setiap tahun, itulah kenapa kota ini senantiasa semarak. Di Plaza de Armas rutin diadakan banyak pesta dan perayaan.

Menyibak Cuzco dibalik ramainya wisata sebenarnya kota ini adalah kota yang agraris. Di sekeliling kota adalah lahan pertanian yang subur. Lokasi Cuzco di ketinggian memang subur makmur. Di era Inca dahulu pertanian memang penopang kemajuan Inca, di sekeliling Cuzco hingga sekarang ladang-ladang dan sistem pertanian yang sungguh rumit tinggalan Inca masih tersisa dan menghasilkan rejeki bagi para petani Peru masa kini.

Jika ingin melihat bagaimana hidup agrarisnya Cuzco maka pergilah ke pasar tradisional. Di sinilah setiap hari sayur segar, jagung, kentang dan segala macam hasil pertanian mengalir dari desa-desa di sekitar Cuzco. Para petani pun turun ke kota untuk menjual langsung ke pembeli tanpa melalui penjual perantara.

Para petani yang datang masih mengenakan baju tradisional dengan sombrero dan poncho. Beginilah baju tradisional orang-orang Peru, percampuran antara warisan pakaian Inca dan dipadupadankan dengan Spanyol. Mereka datang menjual hasil bumi lalu kembali ke desa.

Pertanian pada faktanya menjadi penopang ekonomi kota, selain tentunya pariwisata. Orang-orang kaya dan sukses di Cuzco biasa bersandar pada dua sektor ini. Entah berenang di kolam wisata atau berdebu di ladang pertanian. Di pasar, kita bisa bersua para petani-petani sukses dengan atribut perhiasan dan lagak yang begitu aristokrat, anggun dan bersahaja.

Menikmati Cuzco sebenarnya menikmati atraksi kultural yang sangat besar. Cuzco adalah tempat budaya bersinggungan tumpah ruah. Kita bisa melihat bagaimana kultur mistis Inca masih terbawa hingga sekarang, tetapi di sisi lain kita juga melihat bagaimana relijiusme Katolik begitu meresap di Cuzco, dengan pintu gereja yang terbuka lebar dan upacara liturgi yang begitu syahdu.

Keagungan Cuzco ada pada budayanya, orang-orangnya. Mau bagaimanapun Cuzco tetap bertahan pada warisan Inca karena itulah darah asal orang-orang Cuzco. Dengan pengaruh Spanyol, budaya baru tidak mengalahkan budaya lama, ya ada beberapa budaya yang berubah tapi orang Cuzco begitu lentur.

Mereka boleh ditaklukkan Spanyol tapi budaya Inca meresap diam-diam dan diwariskan hingga kini. Itulah esensi dari keagungan Cuzco.

Maka kita menikmati Cuzco adalah dengan menikmati keagungan budayanya.

Tabik.

 

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

9 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here