Entah sudah berapa ratus hotel yang sudah saya inapi selama traveling. Mulai dari hotel penuh kecoa dengan kasur yang apak hingga hotel bintang lima yang set dinnernya seharga UMR Jakarta. Menginap di hotel itu selalu ada suka dukanya, banyak sukanya tapi ga sedikit-sedikit amat dukanya. Apalagi saat ini ada revolusi hotel karena perkembangan teknologi yang semakin cepat.

Apa sih revolusi hotel? Apanya yang berubah? Oke, sebelum saya jelaskan ada beberapa cerita tentang pengalaman memilih hotel di masa lalu.

Pernah ke daerah yang namanya Maba? Di daerah yang terletak di Halmahera itu saya pernah menginap di hotel terbaik yang ada di kota tersebut. Saya bilang terbaik karena di Maba hanya ada satu hotel, lainnya adalah guesthouse. Penjaganya mama-mama yang ramah benar, sementara hotelnya sendiri bangunannya mirip rumah dengan banyak kamar, lebih mirip kos-kosan.

Di daerah yang berkembang, ada hotel saja sebuah kemewahan. Kapan lalu saya ke Sigli juga sama, saya menginap di hotel yang katanya paling besar di kota tersebut. Ketika masuk, suasananya mirip kos-kosan tahun 90-an dengan lemari motif ukir Jepara.

Dengan banyaknya hotel yang pernah saya inapi, saya jadi sadar bahwa standar hotel di Indonesia sangat beda jauh. Di kota besar dengan mudah bisa menemukan hotel dengan fasilitas begitu rupa, tetapi di daerah ada hotel saja sudah merupakan sebuah privilese.

Memang itulah Indonesia, standar layanan bisa beda karena saking luasnya.

Dulu saya berpikir menginap di hotel itu kemewahan, tapi ternyata sekarang tarif hotel makin murah bahkan perang tarif. Saya pikir ini akibat dari peningkatan kemampuan ekonomi Indonesia, orang-orang bisa membayar untuk menginap di hotel sementara dari sisi hotel banyaknya hotel yang bertumbuh juga menyebabkan persaingan sesama hotel menjadi meningkat.

Banyaknya hotel yang dibangun barangkali gejala turisme di Indonesia semakin meningkat. Dari tahun ke tahun kunjungan wisatawan mancanegara jumlahnya naik, tak pernah turun. Geliat turisme ini menjulur ke seluruh penjuru nusantara ke berbagai daerah karena pemerintah maunya yang maju soal turisme tak hanya di Bali saja, tetapi juga di bagian Indonesia lainnya.

Efek positifnya standar layanan hotel semakin meningkat, adanya kompetisi membuat daya saing makin ketat dan hotel-hotel semakin memperbaiki diri, jika tidak tentunya akan ditinggalkan konsumen. Inilah revolusi hotel yang sedang terjadi.

Di kota besar terutama, mencari hotel itu mudah sekali, berbekal referensi atau pesan lewat aplikasi online semacam Traveloka juga bisa dengan mudah dilakukan. Jika tidak suka dengan hotelnya karena satu atau lain hal dengan mudah tinggal pindah hotel.

Hal ini tidak ditemui satu dekade lalu di mana referensi hotel hanya sedikit dan biasanya mengandalkan mulut ke mulut saja. Di mata saya, pada masa lalu hotel-hotel memiliki banyak pelanggan tetap yang loyal, biasanya karena mereka sudah nyaman dan enggan berpindah ke hotel lain karena tidak memiliki akses untuk referensi. Hotel-hotel yang besar di kota biasanya itu-itu saja dan dimiliki oleh jaringan hotel besar, mereka tinggal maintain pelanggan.

Sementara kini? Tentu cara-cara dulu tidak bisa dilakukan. Hotel-hotel sepertinya tidak ada yang outstanding sendirian, pelanggan semakin pintar dan cerdas dalam memilih hotel. Karenanya hotel-hotel juga harus bermanuver untuk merayu pengunjung. Keputusan memilih hotel itu bisa terjadi dalam hitungan menit bahkan detik, era-era sekarang bagi hotel adalah era pertarungan, survival of the fittest.

Yah, namanya juga industri. Satu sisi ada daya saing, sisi lain tentunya ada yang tak sanggup mengikuti geliat zaman dan tutup. Melihat dinamika tersebut, hotel-hotel rasanya jadi makin kreatif. Banyak ide-ide bermunculan di industri hotel. Mulai hotel tematik, hotel murah, sampai hotel-hotel dengan lokasi eksotis.

Jujur sekarang ini hotel lebih variatif dan asyik sekali melihat banyak hotel yang unik dan cantik.

Selain itu era sekarang dengan harga yang kompetitif, calon tamu hotel tidak perlu bingung. Komparasi harga bisa dilakukan dengan mudah lewat internet. Jaman dulu tidak begini, saya masih mengalami bagaimana membandingkan rate hotel dengan menelepon satu-satu hotel dan baru memutuskan memilih yang mana, duh ribet sekali.

Kompetitifnya harga juga didukung dengan pesatnya teknologi yang memudahkan melakukan pembayaran. Saya masih ingat dulu kalau pesen hotel harus telepon hotelnya dan kadang diminta transfer uang jaminan, kalau tidak ya belum tentu akan dapat kamar. Jika tidak demikian ya hanya bisa titip teman yang ada di kota tujuan untuk memesankan hotel lalu membayarkan hotelnya. Repot kan? Opsi terakhir ya harus pesan langsung dengan datang ke hotel tersebut yang belum tentu juga dapat kamar, kalau penuh ya harus cari hotel lain.

Tapi itu cara dulu, kalau sekarang makin mudah, pesan hotel tak serepot di masa lalu pun demikian opsi pembayarannya juga banyak sekali, bisa pakai kartu kredit, bisa pakai kartu debit semua bisa dilakukan dengan aplikasi. Saya yang mengalami proses revolusi hotel ini dan tentunya menikmati benar kemudahan yang ada sekarang.

Soal pesan memesan hotel yang mudah sekali ini saya ada cerita menarik. Beberapa waktu lalu saya mencoba layanan Traveloka yang baru saja meluncurkan program Pay At Hotel, jadi saya bisa pesan hotel via aplikasi di smartphone tapi nanti bayar ketika datang di hotel.

Kok bisa? Bukannya harus langsung bayar dengan kartu kredit? Tidak juga kok. Buktinya kemarin pas saya harus ke Bandung dadakan saya coba dan lancer prosesnya. Data kartu kredit yang masih aktif dan memiliki limit yang cukup memang harus ada, namun sekedar menjadi penjamin saja atau sebagai langkah verifikasi saja, tak ada yang ditagihkan ke kartu kredit, saya bayarnya benar-benar saat tiba di hotel dan ini pembayarannya tergantung pihak hotel, bisa dilakukan dengan cash, debit maupun kartu kredit.

Fitur ini cocok sekali bagi traveler yang ingin liburan tapi masih ragu-ragu mau menginap hotel di mana atau ragu dengan tanggal travelingnya, jadi ketika tidak jadi menginap bisa melakukan pembatalan tanpa perlu dikenakan biaya pembatalan. Namun, perlu diingat bahwa aturan pembatalan pastinya harus melihat kebijakan masing-masing hotel, kebijakan ini bisa dilihat pada saat melakukan pemesanan. Fitur ini memang cocok karena ketika ingin lanjut menginap di hotel tersebut, kamar sudah aman karena sudah terbooking kamarnya. Fitur ini win-win solution banget-lah pokoknya, tamu hotel tidak rugi karena batal tapi juga kamar sudah terbooking kalau jadi menginap.

Pilih kota dan hotel, lalu filter dengan memilih opsi Pay at Hotel
Setelah mendapatkan hotel, maka filter kembali kamar yang menyediakan fitur Pay at Hotel
Proses selesai tinggal isi data kartu kredit dan submit.

 

Dari pengalaman saya menggunakan fitur tadi terlihat jelas kan bagaimana perubahan yang terjadi begitu cepat di industri hotel. Pokoknya sekarang mudah sekali pesan hotel dan sangat memudahkan pengunjung. Revolusi hotel yang sangat cepat terjadi.

Selain soal pembayaran, yang lebih gila lagi di era sekarang adalah diskon. Betapa mudah sekali mendapatkan diskon, apalagi lewat Traveloka yang harganya bisa sangat murah. Saya jadi ingat jaman dulu kalau mau cari hotel yang diskon harus cek-cek di koran atau menelepon ke hotel untuk bertanya apakah ada rate khusus. Bahkan pernah juga tawar menawar di resepsionis demi mendapat tarif diskon.

Kalau sekarang tidak lagi, kalau mengamati aplikasi Traveloka sering-sering maka kadang Traveloka memberikan kejutan dengan memberikan kamar dengan rate sangat murah. Saya pernah menginap di hotel bintang lima yang publish ratenya setara dengan hotel bintang tiga di Traveloka.

Nah, terbukti kan zaman sekarang pesan hotel sangat mudah dan tak butuh banyak waktu. Selama hotel hopping sekian tahun lamanya, ada saja cerita unik dan menarik dari hotel yang pernah saya inapi. Mau dari arsitekturnya, lokasinya, harganya. Namun, saya akan memilih soal layanan sebagai referensi karena biarpun zaman berubah, ada satu yang tak akan hilang dari industri hotel, kualitas layanannya.

Selamat memilih hotel.

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

11 KOMENTAR

  1. Sayangnya saya nggak punya kartu kredit buat jaminan 🙁
    Tapi setidaknya cara ini semacam nostalgia di mana cara booking hotel hanya bisa dipesan saat di tempat. 😀

  2. Sedikit koreksi

    Dari Wikipedia: “Revolusi adalah perubahan sosial dan kebudayaan yang berlangsung secara cepat dan menyangkut dasar atau pokok-pokok kehidupan masyarakat….”

    Jadi penggunaan judul “Cepatnya Revolusi Hotel …” sebenarnya merupakan pemborosan. Karena yang namanya revolusi sudah pasti berlangsung secara cepat.

    • Jeli juga, Mas Bayu. Hehe. Mungkin ini lagi pake gaya bahasa pleonasme, Mas, untuk mempertegas makna cepatnya perubahan yang sudah terkandung di kata “revolusi”. Semacam “naik ke atas dan turun ke bawah”. Di ranah jurnalistik, pemborosan ini memang sangat ga dianjurkan. Tapi kalau untuk blog, saya rasa majas pemborosan ini baik-baik aja untuk dipake.

  3. Membantu sekali fitur Pay at hotel ini, pointnya juga lebih banyak dibandingkan dengan cara pembayaran yang terdahulu…..bill hotel juga dicetak di hotel. Sangat membantu bagi saya yang sering berpergian karena tugas kantor…

  4. Woooo… Menarik banget ini. Pas banget buat yang suka labil liburan (atau liburannya digagalkan kantor) semacam saya. Udah lama tau soal program baru ini, tapi selalu ragu buat coba. Ke depannya, saya coba.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here