Selama ini Takayama di Indonesia dikenal sebagai kota transit sebelum menuju Desa Shirakawago. Padahal kota kecil ini menarik untuk dikunjungi, lokasinya strategis dan objek wisata Takayama. Sayang jika hanya menjadikan Takayama sebagai tempat transit saja tanpa dieksplore.

Wisata Takayama menawarkan ketenangan, ritme hidup yang santai, pengalaman budaya dan kuliner yang khas. Jika ingin menikmati Takayama bisa mengambil 2-3 hari untuk mengeksplorasi sudut-sudut kota dengan berjalan kaki.

Di Jepang sendiri, wisata Takayama sebenarnya memang sudah populer oleh turis mancanegara. Kebanyakan turis dari eropa, amerika dan cina. Turis dari Asia Tenggara masih sedikit, ketika di Takayama saya hanya berjumpa dengan turis Thailand, Singapura dan Indonesia sekali saja. Sementara bolak-balik saya berjumpa dengan turis Eropa, Amerika dan Cina.

Takayama sendiri membuka diri untuk wisata, banyak spot yang bisa dikunjungi sampai dengan akses transportasi yang mudah. Berikut ini beberapa panduan wisata di Takayama.

Hotel

Hotel di Takayama mudah sekali ditemukan, jika menggunakan akses stasiun maka keluar dari Stasiun lalu menyeberang jalan adalah jalanan yang penuh hotel. Tinggal pilih sederetan hotel sudah tersedia. Saya menginap di Washington Hotel dan Takayama Ouan selama di Takayama, hotel-hotel ini jaraknya hanya 100 meter dari Stasiun Takayama.

Washington Hotel adalah tipe hotel bisnis, sarapannya pun set menu, biasanya untuk transit sebentar di Takayama. Sementara Takayama Ouan adalah hotel untuk rekreasi, dengan tempat tidur futon dan memiliki onsen dengan pemandangan kota yang cukup memukau.

Mulai dari berbintang sampai hostel backpacker semuanya dekat sekali dari stasiun. Jangan khawatir, banyak pilihan kok. Kalaupun misalnya ingin booking online bisa juga via pemesanan online, pengin langsung booking dengan datang langsung juga banyak tersedia.

Makanan Halal

Ini dia yang paling penting bagi wisatawan musilm, halal. Jangan khawatir Takayama sudah menjadi kota yang ramah bagi wisatawan muslim. Pihak Kota Takayama menerbitkan panduan ramah muslim yang memuat 17 nama restoran halal yang menyajikan makanan halal di seantero Takayama.

Saya mencoba dua restoran yang menyajikan makanan halal, Aji no Yohei dan Suzuya Restaurant. Aji no Yohei menyajikan menu bakar-bakaran, pengunjung bisa meminta menu halal di restoran ini.

Sementara Suzuya Restaurant adalah restoran favorit saya di Takayama. Menyajikan makanan tradisional berupa rebus-rebusan sayuran dan daging, staff yang ramah serta sedikit-sedikit mampu berbahasa Indonesia.

Dus, jika masih kurang, ada restoran India yang dikelola oleh orang-orang Nepal. Ada di dekat Stasiun Takayama dan bisa dimampiri barangkali masih lapar dan butuh makanan halal selama di Takayama.

Hida Beef

Di Indonesia barangkali Hida Beef belum banyak dikenal, tetapi di Jepang Hida Beef sama tersohornya dengan Kobe Beef. Hida Beef ini hadir dari sapi-sapi yang diternakkan oleh peternak lokal seantero Hida-Takayama. Seratnya lembut dan empuk, harga dagingnya pun mahal. Restoran-restoran di Takayama tentu menawarkan Hida Beef sebagai menu utama, bahkan sampai ada menu sushi dengan topping daging sapi di sebuah restoran bernama Kottegyu yang selalu ramai pengunjung.

Olahan Hida Beef ini bisa beragam, mulai dimakan mentah-mentah, shaburi, hingga dibuat untuk ramen. Soal Hida Beef ini Takayama bisa dibilang sebagai ibukotanya Hida Beef.

Hida Great Limestone Cave

Dalam perjalanan menuju Takayama dari Matsumoto saya mampir di Hida Great Limestone Cave ini. Lokasinya terletak di puncak bukit di tengah jalur Matsumoto – Takayama yang berkelak-kelok.

Gua ini merupakan destinasi wisata populer bagi warga lokal. Untuk masuk ke dalam gua harus membeli tiket terlebih dahulu sebesar 1100 Yen untuk orang dewasa. Setelah membayar tiket maka bisa langsung masuk gua melalui selasar kecil.

Gua ini terbentuk jutaan tahun silam dan untuk menelusuri gua ini harus hati-hati karena rutenya cukup kecil. Di dalam gua stalaktit dan stalagmit berdiri dramatis dan membentuk relung-relung serupa ukiran. Jarak 1 kilometer kurang lebih ditempuh untuk menjelajah gua ini dari ujung ke ujung, kira-kira sekitar 40 menit dengan jalur di dalam gua yang naik turun.

Di pintu keluar terdapat tebing tinggi yang tegak, itulah tampak luar gua dan tebing itulah yang menjadi pusat gua ini. Di luar juga terdapat selasar yang menghubungkan pintu keluar gua dengan area parkir, panjangnya kira-kira 800 meter. Di sepanjang jalur ini tebing-tebing membeku dan membentuk dinding salju serupa keramik. Sangat indah sekali jika difoto.

Pasar Pagi Miyagawa

Takayama dikenal sebagai kota yang memiliki pasar pagi terbesar di Jepang. Lokasinya hanya sepuluh menit dari Stasiun JR Takayama dan membentang 300 meter di sisi Sungai Miyagawa. Pasar pagi ini buka setiap hari dan selalu ramai pengunjung, tempatnya pun non permanen, mulai buka jam 07.00 pagi dan selesai tengah hari.

Pasar Pagi Miyagawa menjual komoditi-komoditi lokal Takayama seperti sayuran, snacks tradisional sampai minuman tradisional. Penjualnya kebanyakan para petani dari sekitar Takayama, para oba-san dan oji-san yang sangat ramah dan murah senyum.

Di pasar ini pengunjung bisa merasakan suasana lokal Takayama yang sesungguhnya, karena tak ada hal yang lebih intim untuk menikmati sebuah kota melainkan menjelajahi pasarnya.

Kawasan Kota Tua Kamisannomachi

Sebagai sebuah kota tua, Takayama terbukti sangat menjaga benar bangunan-bangunan tuanya. Di area Kamisannomachi ini terdapat perumahan dari era Edo yang masih bertahan sejak kini. Area ini oleh Kota Takayama dijadikan menjadi daerah wisata utama.

Bangunan di Kamisannomachi masih mempertahankan bangunan era Edo, bangunan bertingkat dua di mana bagian bawah sebagai toko atau tempat usaha sementara lantai dua adalah tempat tinggal. Bangunan-bangunan di sini dijaga oleh pemerintah dan ada larangan untuk mengubah bentuk bangunan sebagai bentuk konservasi.

Di Kamisannomachi ini terdapat beragam toko, mulai toko souvenir, restoran sampai toko sake. Datanglah lebih pagi jika ingin mendapatkan nuansa sepi di area ini, karena siang sedikit tempat ini akan ramai sekali.

Takayama Jinza

Di era keshogunan, Takayama adalah daerah istimewa. Daerah ini tidak tunduk oleh daimyo atau penguasa wilayah namun dikontrol langsung oleh Shogun langsung dari Edo. Keshogunan Tokugawa mengirim petugas dari Edo untuk mengontrol Takayama, hal ini karena Takayama kaya akan bahan tambang juga kayu yang sangat berharga untuk devisa Keshogunan di era tersebut.

Keshogunan Tokugawa kemudian membangun Takayama Jinza ini sebagai kantor pemerintahan yang mengatur Takayama. Di era keshogunan, di sinilah seluruh urusan pemerintahan Takayama dilangsungkan, Takayama Jinza ini bahkan masih dipakai sebagai kantor pemerintahan setelah era keshogunan runtuh hingga tahun 1969 dan kemudian dijadikan museum.

Kompleks ini besar sekali, terdiri dari kantor utama, hingga gudang kayu dan gudang beras. Bangunan-bangunan ini masih bertahan sejak abad ke-16 dan kokoh seperti sekarang. Dengan membayar 430 Yen pengunjung bisa menikmati bagaimana gedung pemerintah di masa lalu dan membayangkan bagaimana keshogunan memerintah Takayama.

Hida Takayama Teddy Bear Eco Village

Ini tampaknya museum paling unik seantero Jepang, museum Teddy Bear dengan konsep ramah lingkungan. Lokasinya agak di luar kota Takayama, sekitar 15 menit dari pusat kota. Lokasi museum ini di daerah pertanian dan bahkan bangunannya pun merupakan bekas rumah petani yang sudah ada sejak 200 tahun lalu.

Pemilik museum ini awalnya adalah pecinta boneka teddy bear, lalu kemudian membuat museum untuk memajang koleksinya. Sebagai museum teddy bear, koleksinya lengkap sekali, boneka teddy bear bersejarah dari abad ke-19 hingga sekarang ada semua di museum ini. Bahkan ada bagian khusus yang menyebutkan asal muasal julukan “Teddy Bear” yang ternyata dari nama presidan Amerika Serikat, Theodore Roosevelt.

Museum ini terdiri dari dua lantai. Koleksinya dibuat tematik namun memiliki satu pesan yang sama yaitu keberlangsungan alam. Dari lantai satu hingga lantai dua memiliki tema sendiri-sendiri.

Jika sudah mengunjungi museum, pengunjung bisa berbelanja di kafe dan juga toko souvenir yang ada di sebelah museum. Kafe dan toko souvenir ini bertempat di bekas lumbung padi yang umurnya sama dengan rumah yang menjadi bangunan museum.

Mengunjungi tempat ini mengembalikan memori masa kecil sekaligus belajar tentang menjaga lingkungan. Cocok sebagai sarana edukasi bagi wisatawan yang membawa serta anak-anak.

Takayama Matsuri Floats

Kota ini memiliki festival yang dikatakan satu dari festival terindah di Jepang.  Di festival yang digelar di April dan Oktober ini dua belas floats akan diarak keliling kota lama Takayama. Jika tidak sedang dalam rangka festival, floats ini disimpan di tempat tertentu yang telah disiapkan oleh pemerintah dan dijaga dengan baik.

Kebetulan pada saat melintas di area kota tua saya bertemu dengan floats yang sedang dihias untuk perayaan bulan April nanti. Hiasannya sungguh mewah dan megah dengan ornamen-ornamen berlapis emas dan patung-patung kecil.

Tinggi floats ini kiranya lebih dari dua meter. Untuk memasang ornament saja dibutuhkan bantuan kerekan. Berat ornament saja puluhan kilogram, tentu total floats bisa ratusan kilogram, itulah kenapa pada saat festival puluhan orang harus mengerahkan tenaga untuk mendorong floats ini.

Melihat floats ini adalah pemandangan langka, tak semua orang Takayama pernah melihat ritual menghias floats ini. Ada puluhan orang yang terlibat, semua bergotong royong untuk menghias floats, mulai dari ruang hias, membawa ornament dan memasangnya di floats. Semua dilakukan bersama-sama dan bergotong royong.

Saya bahkan diperbolehkan memfoto proses penghiasan ini yang biasanya dilarang. Kali ini mungkin saya memang sedang beruntung bisa melihat bagaimana floats yang begitu megah ini dihias.

Nah itu tadi beberapa hal menarik di Takayama dan tentunya bisa jadi panduan untuk berkelana di Takayama. Percayalah kota ini walau kecil tapi sangat menarik dengan berabagai tempat dan atraksi yang bisa dikunjungi.

Tabik

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

4 KOMENTAR

  1. Tahun lalu ke takayama, tujuanku jelas shirakawa go. Aku nginep di kanazawa, trus sampe di takayamanya lgs beli tiket bus. Apa dayaaaa keabisan tiket wkwkwkwk. Dan tiket full ampe 2 hr kedepan. Yg artinya aku gagal j shirakawa. Makanya thn depan mau ksana lg mas. Kali ini pgn nginepnya di takayama krn setelah aku liat, salju di sana lbh tebeeel drpd kanazawa :p. Anak2ku lbh seneng pasti :p

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here