Sama seperti Shirakawago, Gokayama adalah desa yang mendapatkan status Unesco Heritage. Di Jepang dua desa ini dijuluki desa kembar, dengan bentuk rumah dan kebudayaan yang sama. Bedanya adalah wisata Gokayama lebih kecil dan memiliki jumlah rumah yang lebih sedikit.

Secara umum wisata Gokayama memang lebih sepi, turis-turis tak banyak yang berkunjung, tetapi bagi saya pribadi, Gokayama lebih menyenangkan untuk dikunjungi. Desa ini lebih sepi dan tenang jadi suasana syahdunya begitu terasa. Karena lokasinya yang lebih terpencil juga suasana yang lebih tenang, jika di Shirakawago ada ratusan rumah, di Gokayama rata-rata hanya ada 20 rumah saja di desa.

Secara umum karakteristik penghuni dan budaya Shirakawago dan Gokayama masih sama. Penduduk Gokayama sama halnya dengan penduduk Shirakawago yang berprofesi sebagai petani. Ladang dan sawah penduduk Gokayama ada di sekitaran desa di lereng-lereng bukit yang mengungkung desa. Ada dua area di Gokayama yang lazim dikunjungi, yaitu Suganuma dan Ainokura. Semuanya desa kecil yang membentuk cluster dan hanya puluhan rumah. Di Gokayama sendiri saya mengunjungi Ainokura. Sebuah kompleks kecil dengan dua puluh rumah.

Jika dibandingkan, antara Shirakawago dan Gokayama memiliki perbedaan mendasar. Shirakawago lebih touristy dan menyediakan banyak opsi untuk berwisata, sementara Gokayama lebih tenang dan cocok bagi pecinta ketenangan. Namun, perlu diingatkeduanya memiliki daya tarik yang kuat, jika berkunjung ke wilayah ini sangat mungkin untuk mengunjungi keduanya dan jika memiliki banyak waktu, kenapa tidak mengunjungi keduanya kan?

Menuju Gokayama

Ada beberapa cara mengunjungi Gokayama, tetapi cara tercepat adalah dengan menggunakan bis dan yang bisa jadi pilihan adalah World Heritage Bus. Rute bis ini adalah dari Takaoka ke Gokayama dan berakhir di Shirakawago. Bagi pengguna Shinkansen atau pemegang JR Pass rute ini rute paling mudah dan cepat, dari Tokyo bisa langsung ke Stasiun Shin-Takaoka dengan Shinkansen lalu berganti dengan menggunakan bis ini. Rute ini paling cepat sampai Gokayama dan Shirakawago jika dibandingkan harus transit via Takayama.

Hal Menarik di Gokayama

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan di Gokayama. Kalau saya pribadi, menikmati desa ini saja sudah merupakan hal paling menarik, tentunya karena saya suka ketenangan dan desa ini bagi saya peribadi adalah pengejawantahan dari kata cantik. Ya, desa ini jikapun tak ingin menikmati atraksi, berkunjung di desa ini dan menikmati desa dengan sederhana juga sudah merupakan hal yang menarik untuk dinikmati.

Hal pertama yang bisa dilakukan di Gokayama terutama di area Suganuma adalah menuju viewpoint. Tempat ini berfungsi sebagai titik pandang untuk melihat keseluruhan area Suganuma. Dari desa hanya butuh 10 menit trekking untuk menuju tempat ini dan dari titik ini seluruh pemandangan Suganuma mulai dari desa hingga gunung-gunungnya terlihat jelas. Berada di area ini membuat saya terkesiap beberapa saat dan hanya bisa geleng-geleng melihat pemandangannya.

Lepas dari tempat ini, saya menuju ke rumah-rumah di Suganuma. Gokayama dan Shirakawago memiliki bentuk rumah yang kembar identik, Gassho. Secara konstruksi dan interior sama persis, tak ada bedanya.

Di dalam rumah, saya disambut oleh para lelaki Gokayama yang akan menampilkan pertunjukan seni. Nah, inilah daya tarik lainnya dari Gokayama, pengunjung bisa menyaksikan pertunjukan Kokiriko – bushi atau lantunan folk song. Lagu-lagu ini dimainkan oleh para lelaki Gokayama dan dengan penampil utama membawakan instrument khas Gokayama bernama Sasara yang menghasilkan bunyi yang unik dan khas.

Sasara adalah alat musik dari kayu yang bentuknya rumit. Bilah-bilah kayu disusun menjadi lentur dan dimainkan dengan menggoyang-goyangkannya. Penampil utama memainkan sasara sekaligus menyanyikan lagu yang menurut guide adalah pesan tentang nilai-nilai kehidupan di Gokayama.

Menikmati Gokayama adalah menikmati kehidupan desa dan kesederhanannya. Setelah menikmati pertunjukan musik, yang bisa dinikmati selanjutnya adalah melihat bagaimana orang-orang Gokayama mempertahankan budayanya selama beratus tahun, salah satunya adalah mencoba baju dingin Gokayama.

Untuk menangkal dingin penduduk Gokayama membuat baju hangat dari rumput kering yang dianyam dengan begitu rumit. Bentuknya seperti ponco yang panjang dengan penutup kepala. Baju hangat ini biasa dipakai ketika menghadapi cuaca dingin dan hujan salju. Ketika saya mencoba di suhu minus derajat celcius ternyata baju dari rumput ini sangat ampuh menghela dingin. Bagi saya baju tradisional ini unik, karena biasanya baju dingin tradisional terbuat dari kulit binatang. Pasangan dari baju ini adalah sepatu salju yang juga terbuat dari rumput kering yang dianyam. Barangkali memang beginilah baju hangat tradisional khas Gokayama.

Kesimpulan

Menikmati wisata Gokayama akan meninggalkan kesan tersendiri. Tenang, senyap dan dekat dengan budayanya. Jika tidak suka dengan Shirakawago yang touristy, berdiam di Gokayama menawarkan ketenangan yang tidak didapatkan di Shirakawago. Penduduk Gokayama juga menyenangkan sekali, murah senyum dan ramah.

Dari sisi budaya, pengunjung bisa lebih dekat menyelami budaya Gokayama. Karena apa yang jadi sajian utama di Gokayama adalah budayanya. Para penduduk berharap dengan mengenalkan budaya para pengunjung bisa menikmati Gokayama yang sesungguhnya.

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

12 KOMENTAR

  1. Mas efenerr, jadi sebenernya, possible yaa dari tokyo ke gokayama dan shirakawago ini pulang pergi? Aku tuh galau nyusun itin utk january thn dpn. Sbnrnya pgn banget ke shirakawago. Tp aku nginepnya di osaka tempat adikku. Kalo dr osaka lbh jauh sih kesana. Dan aku ragu bisa PP. Trus ada destinasi nagasaki yg mau aku eksplor 2 malam. Galau kan jadinyaa :D. Intinya sih, pgn hemat akomodasi, jd ga pgn ngeluarin budget terlalu banyak utk stay tempat lain. Kalo bisa PP aku seneng.

    Kamu sendiri pake tur lepasan ato memang sampe gokayama ada guidenya langsung mas?

    • Bisa sih bisa, Mbak. Tapi pasti akan sebentar banget di Shirakawago dan harus buru2 balik lagi ke Tokyo. 🙂

      Saran saya mending menginap di Takayama atau di Shirakawago sekalian, Mbak.

      Untuk Shirakawago – Gokayama bisa sendiri, ada bisnya.

  2. Hi bang, I’m your new follwers yang ketemu secara random karena lagi pengen banget keliling jepang. Terimakasih atas info desa ini ya bang. definitely bakal masuk list sih desa ini. pengen nanya bang, kalo baju gokayama gini dia ada yang nyewain atau kita kudu beli bang? trus apakah disana sudah ada penginapan? makasih sebelumnya

  3. Ini info unik nih, baru nemu ulasan desa di jepang, biasanya kota lagi kota lagi. Baju hangat nya unik yah, sebenernya bisa tuh solusi daripada ngebunuh hewan cuma buat baju hangat.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here