Jika diibaratkan di Indonesia, Potsdam adalah Bogor untuk Jakarta. Kalau tertarik wisata Potsdam itu ibarat lari sebentar dari ibukota. Kenapa saya bilang Potsdam mirip Bogor? Karena pada masa lalu Potsdam adalah tempat istirahat raja-raja Prussia dan Kaisar Jerman, sementara ibukotanya di Berlin. Antara Potsdam dan Berlin kotanya bersebelahan, jika naik bis melalui jalan raya seperti saya hanya butuh waktu satu jam sudah sampai di Potsdam. Persis kan karakteristiknya dengan Bogor dan Jakarta?

Namanya kota tempat istirahat, Potsdam tentu lebih sepi daripada Berlin. Bahkan walaupun sekarang ini menjadi kota wisata populer, Potsdam tetap tenang dan lengang. Sekeliling Potsdam masih ada danau luas dan hijaunya hutan-hutan nan rimbun. Wisata Potsdam sendiri mayoritas wisata sejarah dan alam, banyak yang ke kota ini demi mencari ketenangan karena jaraknya yang dekat dari Berlin. Karena banyaknya wisatawan, Potsdam sekarang dikelola selayaknya kota wisata, tempat istana para raja menjadi salah satu tujuan utama.

Saya memulai wisata Potsdam dengan mengunjungi Basin Square, alun-alun ini bisa dikatakan pusatnya Potsdam. Ada Gereja Katolik St. Peter dan St. Paul yang menaranya menjulang, ada juga Dutch Quarter yang berisi ratusan rumah Belanda yang dibangun pada abad ke-18. Dutch Quarter ini unik karena menjadi kompleks residensial kuno khas Belanda terbesar di Jerman.

Rumah-rumah kuno Belanda yang berusia ratusan tahun ini telah melewati tahap konservasi dan menjadi kios souvenir serta kafe. Sederet area ini cukup ramai turis yang mengambil foto dengan latar rumah-rumah Belanda berbatu bata merah.

Jejak Komunis di Potsdam

Tak jauh dari Basin Square ada obelisk yang tinggi berhias patung tentara menghadap ke empat penjuru mata angin dan dipagari dengan pagar besi. Di sekitar obelisk terdapat 300-an nisan yang merupakan nisan para tentara Rusia yang gugur di Perang Dunia Kedua.

Obelisk beserta nisan ini adalah memorial bagi para tentara Rusia yang gugur di Potsdam saat menyerbu Jerman di pengujung Perang Dunia Kedua. Pasca perang berakhir, pemerintah Rusia membangun memorial ini untuk menghormati jasa-jasa para tentaranya yang nyawanya tumpas di medan perang. Jejak komunis memang cukup kental di Potsdam. Maklum di era Jerman Timur, Potsdam memang di bawah kendali Uni Soviet.

Potsdam memang menjadi tempat masuknya Rusia ke Jerman menjelang kejatuhan Adolf Hitler. Melalui jalur eropa timur, tentara Rusia pelan-pelan merayap masuk wilayah Jerman, di Potsdam mereka mengonsolidasi kekuatan sejenak sebelum menyerbu Berlin dalam pertempuran besar yang termashur, Battle of Berlin.

Potsdam memang menjadi bagian penting bagi pasukan Rusia. Pasca perebutan Potsdam, pihak Rusia mengubah Potsdam menjadi kota militer. Deploy besar-besaran pasukan Rusia ke Jerman diikuti dengan pengubahan banyak fasilitas di Potsdam menjadi fasilitas militer.

Usai dari Basin Square saya kemudian menuju tempat di mana Potsdam menjadi penentu sejarah dunia, Cecilienhof, tempat Konferensi Potsdam berlangsung pasca Perang Dunia. Cecilienhof awalnya adalah istana istirahat bagi Raja Prusia dan Kaisar Jerman hingga monarki tumbang di Perang Dunia I. Pasca tumbangnya monarki, Cecilienhof menjadi rumah keluarga kerajaan hingga akhirnya di penghujung Perang Dunia II tentara merah menaklukkan Potsdam dan mengubah istana ini menjadi markas militer.

Usai Perang Dunia II itulah Potsdam kemudian menjadi kota tempat sejarah dunia berubah. Usai Konferensi Potsdam yang dihadiri oleh Stalin, Churchill dan Truman sebagai simbol negara sekutu, Jerman kemudian pisah menjadi dua, Jerman Barat dan Jerman Timur. Sejarah kemudian mencatat bahwa sejak itulah ideologi dan kekuatan dunia terbagi menjadi dua, Amerika Serikat dan Uni Sovet.

Pasca diambil alih Uni Soviet dan menjadi markas militer termasuk tempat mata-mata di era Jerman Timur, kini Cecilienhof menjadi istana yang paling populer di Potsdam. Untuk mengembalikan nuansa komunis, ada taman dengan ornamen bunga berbentuk bintang warna merah lambang khas komunisme yang masih sangat terawat. Taman ini dibuat begini persis sebelum Konferensi Potsdam dimulai sebagai simbol bahwa inisiatif dan penyelenggaraan konferensi ini dilakukan oleh Uni Soviet. Pasca konferensi istana ini kemudian menjadi markas Tentara Rusia hingga unifikasi Jerman Barat dan Jerman Timur yang kemudian menjadikan tempat ini sebagai museum.

Sebagai museum, Cecilienhof ini termasuk yang paling banyak dikunjungi di Potsdam. Sangat populer. Wisatawan biasanya akan berfoto di depan taman dengan bintang merah menyala yang ada di Cecilienhof.

Jembatan Mata-mata

Tahun 2015 silam ada film tentang mata-mata di era perang dingin berjudul Bridge of Spies yang dibintangi oleh Tom Hanks. Film ini memanglah berdasarkan sebuah kisah nyata tentang pertukaran tawanan mata-mata Jerman Barat dan Jerman Timur yang dilakukan di Jembatan Glienicke.

Jembatan ini sebenarnya adalah jembatan penghubung antara Berlin dan Potsdam dan sudah ada sejak abad ke-17. Namun, kerumitan jembatan ini baru mulai usai Perang Dunia II. Terpisahnya Jerman Barat dan Jerman Timur membuat jembatan ini juga tertutup aksesnya, hanya pihak militer yang boleh melintas jalan ini. Para penduduk sipil baik Jerman Barat maupun Jerman Timur kala itu tak boleh melintas di jembatan ini.

Dalam Bridge of Spies dikisahkan bahwa jembatan ini memang menjadi tempat penukaran mata-mata dan memang demikianlah adanya. Jembatan ini selama era Jerman Barat dan Jerman Timur memang menjadi tempat penukaran tawanan maupun mata-mata yang tertangkap di dua sisi yang saling terpisahkan. Total dari era perang dingin sudah ratusan tawanan atau mata-mata yang saling dipertukarkan di jembatan ini.

Jembatan Glienicke ini seluruhnya terbuat dari baja dengan fasad lengkung. Di abad ke-19 jembatan ini tak terbuat dari baja melainkan dari batu bata. Karena tidak praktis dan terlalu besar kemudian digantikan dengan bentuk yang sekarang pada awal abad ke-20. Walau sudah lewat seabad, jembatan ini tetap kukuh, paku-pakunya masih kuat menancap di fasad jembatan.

Di bagian tengah jembatan terdapat garis tanda Jerman Barat dan Jerman Timur. Garis yang familiar dan mudah ditemui di Berlin karena di setiap titik perbatasan Jerman Barat dan Jerman Timur pasti ada garis seperti ini.

Waktu telah membawa bahwa jembatan ini tak sekedar jembatan penghubung Potsdam dan Berlin, jembatan ini telah menjadi bagian dari hubungan rumit dari negara yang terpisah ideologi yang bertentangan. Sekarang ini jembatan ini menjadi salah satu simbol Potsdam. Setiap grup wisatawan pasti menyempatkan diri berhenti di sini untuk berfoto sebentar di jembatan. Pemandangan di sekitar jembatan juga memang indah nian, ada dua danau yang tampak dari jembatan ini, danau pertama adalah Glienicke dan danau kedua adalah Jungfernsee. Dari jembatan ini pula tampak Potsdam beserta istana-istananya yang megah dari kejauhan.

Sanssouci

Satu tempat lagi yang populer di Potsdam adalah Istana Sanssouci, istana ini megah berdiri di atas bukit dengan taman yang seolah bertumpuk. Istana ini pada mulanya adalah tempat tetirah bagi Ferdinand Yang Agung, Raja Prussia yang duduk di tahta kerajaan pada abad ke-18.

Sanssouci ini dikatakan sebagai Versailles-nya Jerman. Walaupun dari segi ukuran, Sanssouci jauh lebih kecil jika dibandingkan Versailles, namun aura kemegahan dan kemewahannya masih lekat terasa. Melihat bangunannya yang bagian luarnya bercat kuning dengan beragam patung rumit, pasti sudah langsung bisa menakar betapa mewahnya istana kerajaan ini pada masanya.

Saya mengikuti tour untuk berkeliling di istana ini. Setiap peserta tour akan diberikan sebuah alat pemutar suara yang bisa dipedengarkan sejak mula hingga akhir tour ini. Setiap ruangan di istana ini memiliki sejarah yang berbeda-beda dan tampak jelas bahwa segemen tiap ruangan di istana ini dirancang berbeda pula. Bagian paling mengagumkan bagi saya adalah ruangan tempat tidur dan singgasana yang begitu megah.

Sebagai sebuah istana tetirah, Sanssouci ini memiliki panorama di dua sisi yang berbeda. Ada panorama perbukitan yang berada di balik pilar-pilar lengkung istana Sanssouci. Sementara dari sisi sebaliknya adalah taman berundak yang sangat luas sekaligus panorama Potsdam.

Saya takjub betul dengan bentuk taman di istana Sanssouci ini karena berundak-undak dan begitu luas. Di bagian paling dasar taman ada kolam dan air mancur yang besar sekali. Dari dasar taman ini jika memandang istana Sanssouci akan tampak jauh di ketinggian.

Di Istana Sanssouci inilah saya mengakhiri jalan-jalan di Potsdam dan kembali ke Berlin. Dengan beragam kisah mulai dari era Kerajaan Prussia hingga sekarang, setiap bagian Potsdam terasa begitu menarik untuk dijelajahi.

Tabik.

Jalan-jalan ke Potsdam ini adalah Famtrip bersama Scoot Airlines dan Visit Berlin.

 

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

6 KOMENTAR

  1. Aku jadi ingat waktu bertemu teman dari Jerman, dia bilang kalau di Jerman itu mahal, tapi kamu bakalan puas dengan apa yang tersaji. Mungkin ini salah satu contohnya, bangunan, museum, jembatan penuh cerita terkait masa lampau.

  2. Baca artikel ini sepeti baca sejarah perang dunia. baru kenal dengan kota postdam, dan dikeknal sebagai ‘basecamp’nya tentara rusia saat itu.

    Seperti kota lain di jerman, postdam nampak begitu klasik.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here