Pada 2018 traveling semakin menggejala, tak di media sosial, di dunia nyata orang ramai-ramai plesir, bagaimana di 2019? Prediksi Tren Traveling 2019 sepertinya tak akan jauh-jauh beda dengan 2018, hanya saja skalanya akan menjadi lebih bertambah.

Secara umum, semakin membaiknya ekonomi pasti akan mendorong meningkatnya minat orang untuk traveling. Faktor berikutnya adalah kecenderungan milenial untuk spending ke traveling alih-alih saving. Dua hal utama inilah yang mempengaruhi dunia traveling di tahun-tahun ke depan.

Nah, berikut ini beberapa prediksi tren traveling tahun 2019

Roadtrip

Ini khusus tren dalam negeri berkaitan dengan beberapa waktu lalu Jokowi meresmikan tersambungnya tol lintas Jawa. Proyek yang menghubungkan ujung barat hingga pojok timur Pulau Jawa ini memang salah satu proyek besar. Tujuan utamanya adalah memperpendek waktu tempuh dan mempercepat jalur distribusi. Banyak orang yang kemudian membuktikan bahwa memang dengan tol waktu tempuh menjadi lebih cepat, beberapa jam dipersingkat.

Faktor inilah yang kemudian bisa jadi mendorong orang akan lebih banyak traveling lewat jalur darat. Karena dengan roadtrip apalagi menggunakan mobil sendiri, traveler bisa berhenti di banyak titik lalu melanjutkan perjalanan lagi tanpa butuh banyak waktu.

Ingat, tersambungnya tol Jawa sudah membangunkan kembali perusahaan otobis di Jawa yang jor-joran dengan layanan bis mewah lintas jawa. Jadi sepertinya road trip akan menjadi salah satu tren traveling di 2019.

Negara Antimainstream

Traveler Indonesia sepertinya pada tahun mendatang akan lebih banyak mengeksplorasi negara-negara antimainstream. Asia dan Eropa barangkali sudah terlalu umum untuk dijadikan referensi traveling.

Saya membaca kecenderungan ini dari media sosial bahwa traveler Indonesia semakin haus tantangan dan semacam ingin membuktikan bahwa orang Indonesia pun bisa datang ke negara-negara antimainstream tersebut.

Barangkali ke depan akan banyak sekali orang Indonesia yang akan vakansi ke Korea Utara, Kuba, Bhutan, negara-negara Afrika bahkan juga Amerika Selatan. Di mata saya, tentu hal ini merupakan hal yang bagus, karena dengan demikian traveler Indonesia bisa menunjukkan bahwa bisa melancong kemanapun yang diinginkan.

Makin banyak traveler Indonesia beterbaran di negara antimainstream tentu Indonesia akan semakin dikenal juga, kan?

Cashless

Dunia fintech yang semakin berkembang pastilah mengubah lanskap cara pembayaran saat traveling. Pernah merasakan engga ketika jalan-jalan di mall tiba-tiba ditawari aplikasi kartu kredit dengan hadiah langsung koper? Jika pernah sebenarnya secara langsung konsumen sedang dipersuasi untuk jalan-jalan menggunakan kartu kredit tersebut. Dus, provider kartu kredit juga mendorong konsumsi dengan kartu kredit saat traveling.

Beberapa waktu silam saya pernah menuliskan bagaimana enaknya traveling dengan cashless, tak ribet, tak buang waktu. Pertimbangan utama cashless adalah kemudahan dan menghindari resiko karena membawa banyak uang cash. Tak perlu khawatir dengan nilai tukar mata uang, karena nilai tukarnya sekarang sudah fair saat bertransaksi dengan kartu kredit/debit.

Berikutnya selain kartu juga penggunaan barcode scanner + uang elektronik yang akan semakin banyak. Well, secara tidak langsung juga ini akan mengubah kebiasaan para traveler jika nanti platform fintech seperti ini bisa dilakukan lintas negara. Saya yakin beberapa waktu lagi pasti akan terwujud.

All in One Application

Sekarang ini zaman teknologi menjajakan berbagai kemudahan. Traveling pun akan makin mudah dengan didukung teknologi. Sekarang ini saya contohnya, sudah semakin memudahkan dengan adanya aplikasi di gawai untuk melakukan beragam reservasi dengan berbagai opsi moda transportasi seperti Pegipegi.

Aplikasi Pegipegi akan memudahkan traveler karena sudah menggabungkan moda transportasi dan akomodasi dalam satu aplikasi. Sehingga traveler tak perlu bingung, tinggal pilih mau menggunakan mode apa untuk ke tujuan, lalu menginap di mana, setelah itu tinggal booking.

Misal, saya mau ke Jogja, saya tinggal pesan pesawat lewat Pegipegi atau bisa juga kereta api tergantung ketersediaan tiket, lalu tinggal pesan hotel juga dengan Pegipegi, dengan demikian semua sudah terangkum dalam satu aplikasi tanpa perlu gonta-ganti aplikasi lagi.

Enaknya menggunakan Pegipegi adalah aplikasi ini memiliki AI yang bisa memudahkan pelanggan. Saya terbantu dengan algoritma Pegipegi yang menyajikan pencarian terakhir yang saya lakukan, selain itu juga terbantu dengan suggestion berdasarkan frekuensi saya bepergian ke sebuah destinasi, aplikasi Pegipegi juga menyajikan destinasi popular sehingga pengguna tak susah-susah saat mencari tiket.

Satu lagi, lingkup layanan yang ditawarkan aplikasi Pegipegi merupakan moda transportasi mayoritas yang digunakan masyarakat, sangat memudahkan sekali juga banyak promo!

Modem Wifi Portabel

Jika dulu mau keluar negeri itu bingung mau pakai kartu SIM apa, bingung menelepon operator untuk menanyakan soal roaming jaringan di luar negeri, bingung cara aktivasi dan sebagainya. Sekarang ini sepertinya sudah tak usah bingung-bingung lagi, sudah banyak sekali provider wifi portabel di Indonesia dengan beragam layanannya.

Menggunakan modem wifi portabel lebih banyak keuntungannya, pertama harganya lebih murah dengan kecepatan yang stabil. Kedua modem wifi portabel bisa digunakan sampai dengan lima orang, dengan demikian ongkos sewanya bisa dibagi sejumlah orang yang ikut trip. Terkahir, modem wifi portabel sekarang ini layanannya makin fleksibel dengan menyediakan banyak sekali layanan untuk mendapatkan modem wifinya, ada yang bisa kirim via kurir, kirim via pos sampai ambil di bandara.

Namun, perlu diingat untuk memilih provider yang terbaik. Caranya dengan membandingkan fitur juga melihat review di internet. Belum tentu yang mahal itu bagus, yang murah itu jelek. Ke depan, kita akan melihat bagaimana provider modem wifi portabel ini akan semakin gencar beriklan karena semakin banyak digunakan oleh masyarakat.

Lain-lain

2018 dipenuhi dengan tren destinasi kampung warna-warni. Tahun 2019 sepertinya tren tersebut akan menuju titik jenuh. Bagaimanapun apa yang ditawarkan kampung warna-warni tak akan berkelanjutan jika hanya luarnya saja yang dipoles, perlu packaging lain selain gemerlap warna-warni untuk tahun-tahun ke depan.

Saya kira 2019 juga Indonesia Timur akan semakin naik pamornya. Ini selaras dengan semakin banyak infrastruktur pendukung yang dibangun dan diperbagus. Melawat ke Indonesia Timur akan lebih mudah dan murah.

The next Bali? Saya agak tak setuju dengan istilah The Next Bali yang disebut oleh Kementerian Pariwisata. Bali ya Bali, tak bisa disamai atau disaingi, unik. Begitu juga destinasi lainnya, seharusnya bisa naik pamor tanpa harus embel-embel The Next Bali karena punya kekhasan tersendiri. Well, tapi apa lacur, The Next Bali sudah jadi program resmi dan sepertinya di 2019 nanti promosi dan genjotan untuk mengunjungi The Next Bali akan semakin ditingkatkan.

Satu lagi yang saya amati, niche kultur kembali meruah di skena pariwisata. Semakin banyak minat orang untuk melancong ke tempat-tempat kultural yang tidak populer, menikmati kesederhanaan dan menyicipi kuliner lokal. Mungkin pada 2019 akan semakin meningkat, barangkali orang butuh menyepi dan menikmati ketenangan setelah dihajar kehidupan cepat ala kota besar.

Nah, itu tadi rangkuman prediksi tren traveling 2019, tak soal tempat sih, tapi soal apa-apa yang bisa berubah pada 2019 nanti. Doa saya semoga seluruh traveler Indonesia bisa semakin lebih jauh menjelajah pada 2019.

Selamat tahun baru!

Tabik.

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

17 KOMENTAR

  1. Setuju banget sama dua poin pertama di tulisan ini. Bahkan, saya sudah merencanakan untuk roadtrip Pulau Jawa. Ah, tapi sayang cuti tahun 2019 enggak sebanyak tahun ini.

    Terus, penasaran juga sama negara-negara anti-mainstream. Banyak travel influencer di Instagram yang mengunjungi negara-negara yang sebenarnya enggak pernah saya pikirkan sebelumnya. Tapi, pas mereka ke sana kok rasanya jadi latah pengin ikutan, ya. Hehehe 😀

    • Nah! Memang kalau roadtrip harus menyisihkan banyak waktu dan juga nabung sedikit banyak agar lebih fleksibel. 😀

      Negara antimainstream itu ada tantangan tersendiri, jadi abis dari sana rasanya ihwaw!

  2. keren banget analisamu Mas, tren foto warna-warni dan selfie di ketinggian gak lagi yah…

    Selamat tahun baru 2019 mas, sukses selalu

  3. Spot swafoto, kampung warna-warni, dan destinasi digital; semoga tahun 2019 tidak ada lagi seperti itu hahahahaha
    Tahun 2019 aku malah minat ke beberapa kota di Indonesia khususnya Indonesia Timur (semoga terealisasikan) 🙂

  4. udahlah, kemenpar itu suka bikin tren yg gajelas. itu pasar2 digital, kampung warna- warni, trus the nxt bali…heuheu….
    udah gitu sering banget ngadain lomba foto tapi pemenang dr like terbanyak wkwkwk

  5. Betul mas… saya kurang setuju juga dengan objek wisata yang sering disama2kan dengan objek wisata lainnya… karena bagiku setiap tempat wisata itu punya keunikannya masing2…

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here