Medio 2014 lalu di Bilangan Senayan saya mengikuti undangan pre-rilis aplikasi Grab, saat itu namanya masih GrabTaxi. Founder dan CEO aplikasi ini masih muda, jauh-jauh datang dari kantor pusatnya di Singapura untuk mempresentasikan seperti apa GrabTaxi itu, bagaimana sistem kerjanya, bagaimana metodenya, bagaimana kerjasamanya.

Di akhir pertemuan, saya diberikan kesempatan untuk mencoba layanan GrabTaxi. Kala itu pasca menginstall aplikasinya, saya pulang dengan menjajal layanan GrabTaxi yang masih menggunakan armada taksi regular. Saat itu aplikasinya masih sangat sederhana dengan kerjasama dengan armada taksi regular yang beroperasi di Jakarta.

Lima tahun berselang, GrabTaxi tak lagi sederhana, setelah berubah menjadi Grab, seluruh sistem dan layanannya telah berubah makin canggih dan membantu banyak orang.

Teknologi memang telah membantu banyak orang, Di Jakarta misalnya, saat mobilitas menjadi kebutuhan utama, layanan Grab menjadi salah satu andalan. Saat orang ingin cepat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya dengan cepat, Grab menjadi solusi mobilitas tersebut.

Bayangkan saja, berapa banyak orang yang terbantu dengan layanan Grab dalam satu hari tersebut? Ada mbak-mbak yang butuh ke tempat meeting, ada orang tua yang butuh jemput anaknya, ada mas-mas yang ditunggu pacarnya. Grab membantu mobilisasi banyak orang dan itu bermula dari premis sederhana sebuah aplikasi lima tahun silam.

Lima tahun berselang, banyaknya request untuk layanan Grab tentu membuat pihak Grab terus mengembangkan aplikasinya di seluruh lini layanan Grab seperti GrabBike, GrabCar, GrabChat, GrabExpress, GrabFood, GrabExpress Car, GrabExpress Bike. Semua demi keamanan dan kenyamanan para penggunanya. Well, ini adalah prinsip utama dari Grab untuk menitikberatkan kepuasan konsumen.

Saya jadi berpikir, dari sekian banyak yang dilakukan oleh Grab apakah mereka telah memberikan sesuatu kepada masyarakat?

Satu hal jelas dari layanannya. Model ride-hailing yang dikembangkan Grab telah membantu mobilisasi masyarakat. Beriringan dengan transportaasi umum, Grab menjadi solusi transportasi utama bagi banyak orang.

Dari sisi gaya hidup, masyarakat mulai menjadikan ride-hailing sebagai salah satu model mobilitas yang bisa diandalkan. Grab berkontribusi pada ramainya pengguna ride-hailing di Indonesia. Siapa sih yang tidak terbantu dengan ride-hailing? Apalagi di rimba raya Jakarta.

Hal lainnya adalah dari sisi ekonomi. Sebagai decacorn yang bermitra dengan banyak orang apakah Grab memberikan efek positif pada perekonomian? Apakah apa yang dilakukan oleh Grab telah menaikkan taraf hidup mitranya? Apakah lanskap ekonomi berubah dengan adanya perubahan-perubahan yang dilakukan Grab?

Ternyata ada banyak hal-hal signifikan yang berubah sejak adanya Grab. Dari sisi mitra misalnya, berdasarkan data dan survei dari Grab, seorang mitra GrabBike rata-rata menghasilkan 1,9-3,9 juta rupiah perbulan, sementara mitra GrabCar rata-rata menghasilkan 3,3-7 juta rupiah perbulan.

Tak semata dilihat dari sisi penghasilannya saja, tetapi keberadaan Grab telah membuka lapangan kerja baru dengan tingkat penghasilan yang mencukupi. Dalam hal ini secara sederhana Grab telah mengurangi tingkat pengangguran dan membantu masyarakat mendapatkan penghasilkan yang produktif. Bagi para mitra, Grab sederhananya mampu menaikkan taraf hidup mereka.

Selain dari sisi ride-hailing, Grab yang mengembangkan layanan ke GrabFood juga telah membantu banyak sekali usaha bisnis kuliner. Dari sisi mikroekonomi, para pengusaha kuliner ini mendapatkan keuntungan setelah bermitra dengan Grab.

Pertama, GrabFood membantu memperluas jangkauan konsumen dengan mudah. Banyak yang awalnya pengusaha kuliner rumahan dan hanya melayani daerah sekitar kemudian bisa berekspansi dengan layanan GrabFood, karena dengan GrabFood, pelanggan yang jauh bisa mendapatkan makanan yang diinginkan dengan mudah. Driver akan mengantarkan makanan ke tempat pelanggan dengan cepat.

Kedua, profit mitra GrabFood pun terdongkrak dengan adanya kerjasama ini. Model bisnis GrabFood telah berhasil menaikkan profit pengusaha kuliner yang telah bermitra. Rata-rata para pengusaha kuliner ini profitnya meningkat 25% sehari setelah bermitra dengan GrabFood. Jika dibreakdown dalam rupiah, kenaikannya rata-rata mencapai 1,4-18 juta rupiah perhari.

Ketiga, bermitra dengan GrabFood membuat pengusaha kuliner memiliki tempat promosi baru yang bisa dikatakan gratis. Apabila sudah listing di GrabFood lalu memiliki reputasi yang baik dan bahkan masuk rekomendasi, tentu itu sudah merupakan promosi yang bagus bagi pengusaha kuliner. Dengan promosi lewat aplikasi tersebut tentu marjin akan naik dengan sendirinya.

Dari ketiga hal tersebut, kontribusi Grab terhadap perekonomian memang tidak terjadi secara langsung. Hanya dari sisi ekonomi mikro, kenaikan profit ini tentu akan membantu para pengusaha kecil dan dengan multiplier effect yang akan muncul, tentu ada kenaikan geliat perekonomian lokal di daerah tersebut.

Selain itu semua, angka yang disumbangkan Grab terhadap perekonomian Indonesia secara total ternyata besar juga. Kontribusi Grab pada ekonomi Indonesia tercatat mencapai Rp 48,9 Triliun yang berasal dari lini GrabFood, GrabBike, GrabCar dan Kudo. Besarnya angka tersebut tentu menunjukkan bahwa kontribusi Grab tidak main-main. Apa yang Grab berikan kepada masyarakat Indonesia dan bahkan perekonomian Indonesia secara umum sangat signifikan.

Satu lagi yang perlu dibahas dari geliat kinerja Grab adalah bagaimana switching dari pembayaran tradisional kecashless. Model pembayaran Grab dengan OVO ternyata mampu memberikan dampak positif kepada cashless society di Indonesia. Peralihan metode pembayaran yang mengikuti perkembangan teknologi telah membantu banyak orang untuk mendapatkan kemudahan pembayaran dan jaminan keamanan transaksi. Dus, dengan OVO, pembayaran yang dilakukan bisa multfiplatform dengan mudah.

Lima tahun adalah waktu yang cepat dan dengan progress yang begitu nyata, perubahan layanan Grab ternyata telah membawa kontribusi signifikan di Indonesia, baik dari sisi ekonomi maupun gaya hidup.

So, lima tahun lalu saya melihat prospek cerah dari paparan sederhana GrabTaxi, awal mula Grab. Dan sekarang di Indonesia, Grab adalah raksasa yang turut memberi kontribusi positif pada Indonesia.

Tabik.

 

 

 

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here