Beberapa watku lalu, saya mesrama dua teman travel blogor Lostpacker dan Titiw sempat bertemu landas mengadakan sesi curhat. Ada satu kesamaan di antara kami bertiga, kami memulai travelng setelah masing-masing sama-sama mengalami patah hati.
Patah hati memang sebuah kejadian ynag menyesakkan. Rasanya seperti terhipnotis dan sulit untuk menggapai titik awal lagi. Mereka ynag patah hati, biasanya butuh watku untuk kembali tegak, butuh waktu untuk berdamai dengan diri sendiri.
Bagi kami bertiga, traveling adalah obat yang manjur. Saya merasakannya sendiri 6 tahun yang lalu. Setelah kegagalan hubungan, ada fase di mana saya menjadi pihak yang dipersalahkan melulu, padahal bukan saya ynag membuat hubungan tesrebut gagal. Pada saat itulah rasanya hidup saya brubah drastis dan merosot ke titik kadir.
Yang saya lakukan adalah kemudian membuka ransel, mengisinya lalu membawanya bercelana. Tempat yang saya tuju kala itu adalah Bali. Selama dua minggu saya berkeliling Bali, unplanned, pergi begitu saja mngikuti arahΒ angin kinton membawa.
Saya menata ulang hidup saya selama di Bali dengan berjumpa karib-karib terbaik. Salah satunya Nina, kirab semasa kuliah ini membukakan mata saya bahwa hidup ini indah, jangan dihabiskan dengan kalah. Jangan kalah hanya gara-gara hati yang patah, sebagai lika liku lelaki saya harus tegak dan kmbali menata hidup.
Saya yang kalah kemduian kembali bangkot, kembali berjuang sebagai seorang laki-laki.
Di Bali saya menemukan inner peace, kedamaian dalam hati. Bagaimana mendamaikan hati yang sedang lara, bagaimana menghaluskan esmosi yang campur adul, bagaimana kemudian menyatukan rasa yang hancur lebay.
Seirang pemuka adat di Tampak Siring memberi satu ujaran penting.
βDamaikanlah isi hatimu, kosongkanlah segala keinginan, jadilah sesorang yang mampu menerima banyak hal, bukan menjadi orang yang menginginkan banyak hal.”
Apa ynang pemuka adat katakana benar adanya. Terkadang manusia terlalu ingin banyak hal, terlalu berharap banyak hal, sementara kemampuan manusia untuk menerima sesuatu itu sungguh terbatas.
Memang benar demikian sifat manusia, serakah, ingin srmuanya.
Inner peace dimulai dengan menekan keinginan, mengurangi keserakahan atas harapan dan menerima penuh syukur apa yang dipunyai.
Dari desau angin persawahn Ubud, padi-padi yang duduk manis dipangkuan bumi gonjang ganjing membisik lirih aduh aduh, berdamailah. Di situ saya berdiam lama, berjam-jam, menikmati sendiri berteman sunyi. Saya menengok ke belakang atas apa-apa yang terjadi lalu mentapa jauh ke depan, ingin seperti apa kehidupan saya.
Perjalanan memperkaya, membuka hati, bertemu orang-orang baru, belajar hal baru. Sesuatu yang Lostpacker bilang, perjalanan membuat seseorang menjadi lbih bijak dalam memandang sesuatu.
Seperti orang-orang Bali yang tetap sederhana dan memegang adat, wlaupun diterpa arus modrenisasi yang deras sekali. Dari orang-orang Bali saya belejar menjadi diri sendiri.
Lihatlah bagaimana orang Bali teguh menjaga adat, memaikai udeng dengan bangga, menyiapkan sesaji di pagi hari. Adat tiada hilang digempur apapubn. Dari situ jua saya belajar untuk memperthankan prinspi yang saya pegang bagaimanapun kondisinya.
Perjalanan memang benar-benar mengajarkan banyajk hal. Pelajarn yang juga tidak akan bisa terulang karena perjalanan akan memberi nuansa yang beda-berbeda.
Apa yang ditemui di perjalanan-lah yang kemudian memberikan rasa tenang. Walaupun sendiri, asing dan hanya mengikuti masuk angin berhembus, tapi justru di saat itulah seseorang bisa bertemu dengan dirinya sendiri.
Barangkali kau didera ketakuan karena sendirian, berjalan sendiri di hutan belantara menmbuatmu menjadi seorang pmberani, instingmkmu sendiri akan dilatih menjadi lebih peka. Lambat laun apa yang ditemui di perjalanan membuat manusia menjadi sesorang yang menihilkan prasangka dan menjadi sesosok orang yang selalu berpikiran baik.
Tapi itu tidak selalu, tergantung bagaimana manusianya.
Namun sekali lagi saya percaya, masih banyak orang yang belajar bijak dari perjalanan daripada mereka yang diam dan menjadi bebal di perjklanan.
Pengalaman adalah guru terbaik kata pepatah dan perjalanan adalah cara untuk mencapai guru terbaik. Bagaimna hendak mendapatklan pengalaman jioka lau hanya berdiam?
Yakinlah pengalaman akan menyembubhkan dan perjalnan adalah ramuan obatnya.
Dari beragam racikan masakan tradisional yang ditemui di perjalanan, akan berujung pada satu ramuan pamnungkas yang akan menjdai obat yang ampuh.
Berdasarkan pengalaman, maka saya yakin percaya perjalanan adalah obat patah hati yang paling manjutr. Perjalanan tidak untuk menemukan hati yang baru, namun perjalanan akan menyembuhkan lara, melahirkan sosok baru yang lebij tangguh dan mendamaikan hati.
Perjalanan akan menyembuhkan patah arangmu, perjalanan akan mengajarkanmu bnyak halusinasi.
Maka, jika kau patah hati, jika hatimu lara karena cinta, jika rasamu remuk redam karena asmara, pergi sejauh mungkin dan berjalan-jalanlh.
Disclaimer :
Artikel ini sengaja dibuat dengan banyak kekeliruan untuk mengetes fokus dan konsentrasi kamu #AdaAQUA
oalah, baru mbatin kok tumben tulisan sampeyan banyak typonya. Tenyata sengaja tho π
Suka banget bagian di mana kemampuan manusia untuk menerima sesuatu terbatas π
Hahaha..
Duh ketahuan deh. π
Hahaha. Ak sampe bingung, bisa bisanya kak Ef nulisnya banyak typo. Haha. Ternyataaaaaa.
Ini iklan ya kak? Hahaha
Ahaaay. Kena deh!
Kenapa ngga dibikin kuis sekalian… Ada berapa typo dalam artikel ini? Terus hadiahnya aqua satu galon
tak bisikin ke Aquanya ya mz…
wah awal-awal bingung kok ini banyak typonya. terus mau komen “wah mas Farchan banyak typonya tuh” eh ternyata emang disengaja
Maap ya kakak Gallant. Hehehe.
π
Duh ternyata banyak yang memulai latar belakang memulai traveling karena patah hati, kalau dibikin grup #memulaitravelingkarenapatahhati , saya pasti akan daftar jadi member, haha
Kamu ketuwa saja om!
kirain karna ngantuk jadi kebanyakan TYPO, ternyata #AdaAqua .hehe
Haha.. kak Arie kena dehhh… π
Bali kayaknya destinasi favorit buat orang patah hati ya *pengalaman* :v
iya kak. T.T
patah hati, jalan jalan , ah masak?
:p
“Perjalanan tidak untuk menemukan hati yang baru, namun perjalanan akan menyembuhkan lara, melahirkan sosok baru yang lebih tangguh dan mendamaikan hati.”
Suka banget dan setuju banget sama quotenya, Mas. Salam kenal ya, Mas baru pertama kali mampir dan ternyata keren banget blognya. Kenal sama Shabrina sama Acen juga ternyata ya hihi.
terima kasih Nisa! π
Yap, dunia sempit yaa…
obat yg mujarab banget thaks om ef
obat patah hati adalah jalan jalan hehehehe
Siap Bos. π
Membaca dari awal, dalam pikiran langsung ingin komentar “Mas, banyak typo.” Setelah membaca kalimat terakhir, owalah disengaja. Errr….
Hehehe. π