Kanazawa adalah kota besar di area Hokuriku juga yang paling ramai, wisata Kanazawa juga terkenal karena menjadi ibukota dari Prefektur Ishikawa. Kota ini adalah pusat bisnis dan wisata, orang-orang merujuk pada wisata Kanazawa jika bicara Hokuriku. Akses menuju Kanazawa juga mudah sekali dari Tokyo, bisa menggunakan pesawat rute domestik atau Shinkansen yang dalam sekejap bisa mengantarkan turis untuk menikmati wisata Kanazawa.

Bicara soal wisata Kanazawa memiliki banyak spot menarik untuk dijelajahi. Mulai dari museum, sejarah sampai alam. Karena lansekap alamnya yang lengkap, wisata alam Kanazawa juga mencakup dari pantai hingga area pegunungan. Banyak wisatawan yang berkunjung ke Kanazawa, industri wisata pun pesat di kota ini, banyak hotel, hostel tersedia dan fasilitas penunjang wisata lainnya.

Jika sudah pernah ke Tokyo, Kyoto atau Osaka bagaimana jika mengunjungi Kanazawa? Kota ini kota yang cantik menarik dengan sejarah panjang. Jika bingung hendak ke mana, berikut ini beberapa referensi wisata Kanazawa.

Kastil Kanazawa

Bagi pecinta sejarah, Kastil Kanazawa pastilah bisa menjadi tujuan utama. Dibangun sejak tahun 1583 sebagai istana dan benteng bagi Klan Maeda. Kastil ini dulu megah sekali, maklum Klan Maeda adalah keluarga terkaya kedua di Jepang setelah Shogun Tokugawa pada masanya. Sayangnya pada abad ke-19 kastilnya hangus terbakar dan menyisakan gerbang, gudang dan tamannya hingga sekarang.

Namun, bahkan menikmati sisa-sisa kejayaannya pun masih membuat terperangah. Yang dinamakan gerbang sebenarnya gerbang benteng dengan menara-menara dan ruangan di dalamnya. Terdapat sistem persenjataan yang rumit di dalam menara ini.

Ada banyak taman di kastil ini dan untuk menjelajahinya siapkan kaki dan betis, akan butuh waktu beberapa jam untuk berjalan mengelilingi area ini. Berita baiknya adalah jika ingin masuk ke area kastil tidak ada biayanya dan bahkan pihak kastil menyediakan pemandu yang juga gratis.

Taman Konrekuen

Taman Konrekuen letaknya berhadap-hadapan dengan Kastil Kanazawa dan sama-sama menjadi maskot Kanazawa. Dengan kekayaannya yang berlimpah, Klan Maeda membangun taman ini dengan ambisi menjadi taman terindah di seluruh Jepang pada masanya. Kinipun, ambisi Klan Maeda ini tetap abadi, Taman Konrekuen dinobatkan menjadi satu dari tiga taman terindah di Jepang.

Masuk ke taman ini disambut dengan larik pepohonan tinggi yang berderet seolah gerbang. Begitu masuk area maka yang hanya ada ketakjuban, taman ini dibangun dengan kluster-kluster dan kontur yang beda antara satu kluster dengan kluster lainnya.

Terdapat telaga yang luas di tengah taman, ada juga bukit tinggi dengan penanda di puncak bukit, lalu terdapat air terjun, sampai dengan sungai yang mengalir di taman. Pohon-pohonnya pun beragam, mulai dari pohon besar berusia ratusan tahun hingga taman penuh bunga.

Sisa sejarah-pun masih terjaga di Taman Konrekuen, di masanya taman ini memasang air mancur yang mengandalkan sistem hidrolis yang pertama di seluruh Jepang. Tempat tetirah yang ada di tengah taman juga merupakan bangunan bersejarah yang masih utuh sejak ratusan tahun silam.

Oia untuk masuk ke taman ini ongkosnya 310 Yen.

Higashi Chaya

Karena di masa lalu Kanazawa adalah tempat keluarga terkaya kedua di Jepang, maka kota inipun ramai pesat pada masanya. Banyak pedagang dan saudagar berkunjung ke Kanazawa untuk berbisnis dan di sela-sela berbisnis inilah mereka mampir di Higashi Chaya untuk bersenang-senang.

Pada masa lalu, Higashi Chaya adalah pusat hiburan malam yang dikenal dengan Geisha area. Di distrik inilah para orang kaya dan saudagar meluapkan haus akan hiburan di rumah-rumah teh yang ada di Higashi Chaya. Bangunan yang ada di sederet jalan di Higashi Chaya memang pusat hiburan dan bangunannya tak boleh diubah bentuknya karena merupakan warisan sejarah.

Saya sempat mampir ke Rumah The Shima. Rumah ini di masa lalu adalah rumah teh untuk para orang kaya di Kanazawa untuk menikmati hiburan dari Geisha yang memainkan musik dan menari. Sekarang menjadi museum dan di dalamnya terdapat beragam peninggalan para Geisha di masa lalu.

Nagamachi

Demi menjaga kekuasaannya, Klan Maeda tentunya butuh penjaga dan untuk itulah klan ini membangun pasukan serta merekrut banyak samurai terbaik dari seantero Jepang. Para samurai ini dikelompokkan diberi tempat tinggal di area Nagamachi dan hingga kini keturunan para samurai era Klan Maeda ini masih tinggal turun temurun di tempat ini.

Distrik ini dikenal dengan sungainya yang memanjang, rumah-rumah para samurai dengan tembok tinggi sebagi pelindung ini megah di sisi sungai. Jangan bayangkan rumah para samurai ini menyeramkan, justru sebaliknya, arsitekturnya megah dan di dalamnya terdapat taman yang indah.

Pada masa itu, samurai adalah pegawai resmi Klan Maeda, mereka digaji oleh Klan Maeda dan mendapat banyak previlese. Itulah kenapa rumah-rumah di Nagamachi bagus-bagus, beberapa bahkan mendapat sentuhan modern dengan menggabungkan arsitektur Eropa dan Jepang di rumahnya.

Ada satu rumah yang sekarang menjadi museum yaitu rumah Keluarga Nomura. Sebelum era samurai berakhir di era Meiji, Keluarga Nomura adalah keluarga samurai elit di Klan Maeda bahkan di Jepang. Pengabdiannya turun temurun dan sudah selama beratus tahun menjadi pelindung Klan Maeda. Artefak di rumah ini menandakan bagaimana elitnya keluarga samurai ini. Beberapa surat bertarih abad ke-15 bahkan menuliskan prestasi keluarga ini, seperti suksesnya persembahan kepala dari rival utama Klan Maeda.

Pasar Omicho

Karena letaknya dekat laut, Kanazawa terkenal dengan hasil lautnya. Setiap pagi para nelayan Kanazawa merapat ke pantai dan mendaratkan hasil tangkapan lalu menjualnya ke pasaran. Nah, Pasar Omicho inilah yang menjadi tempat para nelayan Kanazawa menjual hasil lautnya.

Saya datang pagi-pagi saat langit gelap dan mendapati Pasar Omicho sudah riuh rendah teriakan para penjual hasil laut. Di pagi buta, pasar sudah sibuk dengan nelayan yang menurunkan bahan dagangan, penjaja yang berteriak-teriak untuk merayu pembeli serta para pembeli yang memilih apa yang mau dibeli.

Segala rupa hasil laut ada di pasar ini. Misalpun ingin menyicip langsung hasil lautnya, di pasar ini juga terdapat banyak restoran yang menyajikan sajian laut yang segar.

DT Suzuki Museum

Daisetsu Teitaro Suzuki adalah filsuf penganjur Budha Zen yang sangat terkenal dan banyak pengikutnya dan dari Kanazawa-lah Ia berasal. Lahir dan besar di Kanazawa, DT Suzuki kemudian melanglang buana ke banyak negara untuk mengajarkan Zen Budha.

Untuk mengenang bagaimana DT Suzuki menyebarkan nilai-nilai Zen, museum ini dibangun. Arsitekturnya sangat modern dan minimalis, konon menjadi referensi banyak arsitek dari seluruh dunia. Konsep minimalis ini mengikuti prinsip Zen. Di museum ini minim sekali koleksi, memang bukan tujuan museum ini untuk memiliki banyak koleksi, tetapi museum ini mengajak pengunjung untuk menemukan dirinya sendiri. Itulah kenapa museum ini minimalis, kosong, karena dari kekosongan ini diharapkan pengunjung akan berkontemplasi untuk menemukan dirinya sendiri.

Tiket masuk ke museum ini adalah 300 Yen.

Kanazawa Noh Museum

Lokasi museum ini ada di tengah kota dan menempati sebuah bangunan modern. Padahal koleksi museum ini adalah koleksi seni pertunjukan masa lalu Jepang, Noh. Pertunjukan ini adalah pertunjukan drama musikal dengan pesan nilai-nilai spiritual. Di masa lalu Noh dimainkan pada saat tertentu dan menjadi medium untuk berkomunikasi dengan dewa-dewa.

Di museum ini terpajang banyak sekali peninggalan Noh mulai dari abad 16 hingga sekarang. Mulai dari topen-topeng Noh dengan beragam rupa mimik hingga kimono untuk pertunjukan dengan motif yang begitu rumit.

Selain mendapat pengetahuan tentang Noh, pengunjung bisa mencoba kostum dan topeng Noh dengan gratis. Untuk masuk museum ini tarifnya adalah 300 Yen.

The 21st Century Museum of Contemporary Art

Museum ini terhitung baru karena baru dibuka sejak 2004, tetapi ini juga museum yang paling mencuri perhatian di Kanazawa. Banyak wisatawan berkunjung ke Kanazawa demi berkunjung ke museum ini.

Bagi saya museum ini menakjubkan, ada banyak instalasi ajaib. Di depan museum saja sudah ada instalasi dari logam yang rumit dan menjadi objek foto populer. Begitu masuk ke dalam maka instalasinya semakin beragam dan membuat tercengang. Yang membuat menarik museum ini bukan semata koleksinya, tetapi juga arsitekturnya. Permainan cahaya di museum ini karena fasad museumnya membuat dramatis suasana.

Ada satu instalasi yang menjadi instalasi populer di museum ini yaitu Leandro Elrich Pool. Kolam renang ini sebenarnya sebuah instalasi ruang dan kaca. Dari permukaan seperti kolam renang padahal di dalamnya ada ruangan yang terpisah dengan kaca. Dari atas tampak orang-orang tenggelam, padahal itu adalah para pengunjung yang memenuhi ruangan di bawahnya.

Untuk masuk museum ini tergantung pada pameran dan instalasinya, harganya variatif. Namun, jika hanya sekedar berkeliling museum maka tidak ada biayanya.

Sebenarnya masih banyak tempat di Kanazawa yang menarik untuk dikunjungi, 8 tempat ini saja butuh waktu tiga hari untuk menjelajahi seluruhnya dan barangkali jika saya bisa stay lebih lama di Kanazawa tentu masih akan ada banyak tempat yang bisa dijelajahi.

So far, Kanazawa sangat menyenangkan. Saya ke sana pas musim dingin, toko tutup lebih awal, salju tebal, tapi sejarah kota ini terlalu sayang untuk dilewatkan. Jadi jika ingin ke Jepang, tandai Kanazawa sebagai salah satu kota yang akan dikunjungi.

Tabik.

 

Follow Efenerr on WordPress.com

Warning: A non-numeric value encountered in /www/wwwroot/efenerr.com/www/wp-content/themes/Newspaper/includes/wp_booster/td_block.php on line 997

8 KOMENTAR

  1. Salah fokus ke Taman Konrekuen. Di sana kok terlihat ada curug ya..
    Apa itu perwujudan air mancur yang mengandalkan sistem hidrolis? Atau air mancurnya malah udah punah?

  2. Kok keren banget ya?
    Duh jadi mupeng dan pengen plesiran kesana juga.
    Btw kok serem ya liat topengnya, hahahha 😆
    Kebayang aja kalo tiba2 gerak sendiri pas tengah malem, wkwkwkw 😆

    Tapi seru sih mas kalo liat orang Jepang pake pakaian kimono.
    Cakep aja liatnya.

TINGGALKAN KOMENTAR

Please enter your comment!
Please enter your name here